Daftar Kerajaan Islam di Sumatra dan Sejarahnya
Daftar Kesultanan / Kerajaan Islam di Pulau Sumatera serta Sejarah Masuknya Agama Islam ke Indonesia
Awal masuknya Islam ke Indonesia atau Nusantara tidak bersamaan, karena ada beberapa daerah yang sejak dini telah dimasuki oleh Islam dan ada belum pernah dimasuki Islam. Penyebaran Agama Islam di Indonesia kemungkinan besar bersamaan dengan masuknya pedagang-pedagang Islam dari Arab, India, Persia, Tiongkok yang berbaur dengan masyarakat Indonesia. Sejarawan Islam berpendapat bahwa Islam pertama kali masuk ke Indonesia adalah di daerah pulau Sumatera (sekitar abad ke-7 dan 8 M) dibawa oleh para Al-Mujahid fase pertama yang kemudian membawa banyak perubahan dan perkembangan pada masyarakat, adat, budaya dan pemerintahan.
Pada sekitar abad ke-12 masyarakat muslim menumbuhkan kerajaan Islam dan tercatatlah sejumlah kerajaan-kerajaan Islam di nusantara seperti Pasai, Perlak, Aceh Darussalam, Pagaruyung, Kepaksian Sekala Brak, Banten, Demak, Mataram, dan lain sebagainya. Dari berbagai kerajaan Islam yang ada, kerajaan Samudera Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia yang muncul pada abad pertengahan yaitu pada tahun 1267 M. Berikut ini adalah daftar nama-nama kerajaan Islam dan kesultanan yang pernah ada di pulau Sumatra, Indonesia.
- Kerajaan Jeumpa (770-880)
- Kesultanan Peureulak (840-1292)
- Kesultanan Samudera Pasai (1267-1521)
- Kesultanan Lamuri (800-1503)
- Kerajaan Linge (1025- )
- Kerajaan Siguntur (1250- )
- Kesultanan Indrapura (1347-1792)
- Kerajaan Pagaruyung (1347-1825)
- Kerajaan Pedir (1400-1524)
- Kerajaan Daya (1480- )
- Kesultanan Aceh (1496-1903)
- Kerajaan Sungai Pagu (1500- )
- Kerajaan Bungo Setangkai
- Kesultanan Jambi (1615- )
- Kesultanan Asahan (1630- )
- Kesultanan Serdang (1723- )
- Kesultanan Deli (1632- )
- Kesultanan Langkat (1568- )
- Kesultanan Siak (1723- )
- Kesultanan Palembang (1455- )
- Kesultanan Riau Lingga (1824-1911)
- Kesultanan Kota Pinang (1630-1946)
- Kesultanan Pelalawan (1725-1946)
- Kerajaan Indragiri (1347-1945)
- Kerajaan Aru (1200-1613)
- Kesultanan Barus (1300-1858)
- Kerajaan Padang (1630-1946)
- Kerajaan Tamiang (1330-1558)
- Kerajaan Tulang Bawang
- Kerajaan Padang Laweh, Dharmasraya (1213-1901)
- Kerajaan Sekala Brak (1289-1909)
- Kerajaan Sidabutar
Kerajaan Jeumpa (770-880)
Kerajaan Jeumpa adalah salah satu kerajaan Islam di Indonesia pada abad ke-7 Masehi. Pendiri kerajaan ini adalah Salman Al-Parsi. Wilayah kerajaan Jeumpa mencakup wilayah Kabupaten Bireuen saat ini. Kerajaan Jeumpa mengalami keruntuhan pada tahun 880 Masehi.
Kesultanan Peureulak (840-1292)
Kesultanan Peureulak atau Kesultanan Perlak adalah kerajaan Islam di Indonesia dan merupakan kesultanan yang berkuasa di sekitar wilayah Peureulak, Aceh Timur, Aceh sekarang disebut-sebut antara tahun 840 sampai dengan tahun 1292. Peureulak atau Perlak terkenal sebagai suatu daerah penghasil kayu perlak, jenis kayu yang sangat bagus untuk pembuatan kapal, dan karenanya daerah ini dikenal dengan nama Kesultanan Peureulak atau Kesultanan Perlak adalah kerajaan Islam di Indonesia dan merupakan kesultanan yang berkuasa di sekitar wilayah Peureulak, Aceh Timur, Aceh sekarang disebut-sebut antara tahun 840 sampai dengan tahun 1292. Peureulak atau Perlak terkenal sebagai suatu daerah penghasil kayu perlak, jenis kayu yang sangat bagus untuk pembuatan kapal, dan karenanya daerah ini dikenal dengan nama Negeri Perlak. Bahasa yang umum digunakan adalah bahasa Aceh dan Melayu.
Daftar Nama Sultan Peureulak:
- • 860–864 Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Shah
- • 1267–1292 Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat
Kesultanan Samudera Pasai (1267-1521)
Daftar kesultanan Islam di Indonesia selanjutnya adalah Kesultanan Pasai, juga dikenal dengan Samudera Darussalam, atau Samudera Pasai, dengan sebutan singkat yaitu Pasai adalah kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara Sumatra, kurang lebih di sekitar Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, Indonesia.Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu, yang bergelar Sultan Malik as-Saleh, sekitar tahun 1267.
Adanya penemuan makam raja Samudera Pasai meninggal di Tahun 710 Masehi membuktikan sebelumnya sudah berdiri Kerajaan Samudera Pasai sebelum 710 Masehi dan juga bisa dikatakan Islam sudah masuk di Nusantara (Indonesia) sebelum 710 Masehi.
- Mata uang: Koin emas dan perak
- Bahasa yang umum digunakan: Aceh, Melayu kuno, Gayo.
- Didahului oleh: Kerajaan Jeumpa, Kerajaan Jambu Lipo.
- Digantikan oleh : Kerajaan Siguntur, Kesultanan Aceh.
Kesultanan Lamuri (800-1503)
Lamuri adalah nama sebuah kerajaan yang terletak di daerah kabupaten Aceh Besar dengan pusatnya di Lam Reh, kecamatan Mesjid Raya. Kerajaan ini adalah kerajaan yang lebih dahulu muncul sebelum berdirinya Aceh Darussalam.
Kerajaan Linge (1025-Kini)
Kerajaan Linge adalah salah satu kerajaan tertua di Provinsi Aceh. Kerajaan ini terbentuk pada tahun 1025 M.
Kerajaan Siguntur (1250-Kini)
Kerajaan Siguntur adalah sebuah kerajaan yang berdiri semenjak tahun 1250 pasca runtuhnya Kerajaan Dharmasraya. Kerajaan ini bertahan selama beberapa masa hingga kemudian dikuasai oleh Kerajaan Pagaruyung, tetapi sampai sekarang ahli waris istana kerajaan masih ada dan tetap bergelar Sutan. Ahli waris yang memegang jabatan raja Siguntur hingga saat ini adalah Sutan Hendri. Kalau diperhatikan dari raja-raja yang pernah memerintah, kerajaan ini juga bernaung di bawah kerajaan Pagaruyung di bawah pemerintahan Adityawarman. Bahasa yang dipergunakan di kerajaan Siguntur adalah bahasa Minang dialek Siguntur yang mirip dengan dialek Payakumbuh.
Kesultanan Indrapura (1347-1792)
Kesultanan Inderapura merupakan sebuah kerajaan yang berada di wilayah kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat sekarang, berbatasan dengan Provinsi Bengkulu dan Jambi. Secara resmi, kerajaan ini pernah menjadi bawahan Kerajaan Pagaruyung walau pada praktiknya kerajaan ini berdiri sendiri serta bebas mengatur urusan dalam dan luar negerinya.
Kerajaan Pagaruyung (1347-1825)
Kerajaan Pagaruyung adalah kerajaan yang pernah berdiri di bagian tengah pulau Sumatra, yang wilayahnya sekarang menjadi bagian daratan Provinsi Sumatra Barat, sebagian Provinsi Riau, dan bagian pesisir barat Provinsi Sumatera Utara.
Kerajaan Pedir (1400-1524)
Kerajaan Pedir / Poli (Pidie) terletak di provinsi Aceh. Berdiri abad ke-15. Kemudian menjadi kerajaan kecil di bawah Kesultanan Aceh.
Kerajaan Daya (1480-Kini)
Kerajaan Daya adalah sebuah kerajaan yang terletak di Lamno, Kabupaten Aceh Jaya.
Kesultanan Aceh (1496-1903)
Kesultanan Aceh Darussalam merupakan sebuah kerajaan Islam di Sumatra yang pernah berdiri di provinsi Aceh, Indonesia. Kesultanan Aceh terletak di utara pulau Sumatra dengan ibu kota Banda Aceh Darussalam dengan sultan pertamanya adalah Sultan Ali Mughayat Syah yang dinobatkan pada Ahad, 1 Jumadil awal 913 H atau pada tanggal 8 September 1507. Dalam sejarahnya yang panjang itu, Aceh mengembangkan pola dan sistem pendidikan militer, berkomitmen dalam menentang imperialisme bangsa Eropa, memiliki sistem pemerintahan yang teratur dan sistematik, mewujudkan pusat-pusat pengkajian ilmu pengetahuan, dan menjalin hubungan diplomatik dengan negara lain.
Kerajaan Sungai Pagu (1500-Kini)
Kerajaan Sungai Pagu adalah sebuah kerajaan yang berdiri pada abad 16 di daerah Solok Selatan sekarang. Lengkapnya nama kerajaan ini adalah Kerajaan Alam Surambi Sungai Pagu.
Kerajaan Bungo Setangkai
Kerajaan Bungo Satangkai berdiri abad ke-5 sampai pertengahan abad ke-14. Setelah kerajaan Pasumayan Koto Batu berakhir, Datu Katumanggungan dan Datu Perpatih Nan Sebatang yang merupakan dua bersaudara se-ibu lain ayah mendirikan kerajaan baru.
Kesultanan Jambi (1615-1906)
Kesultanan Jambi adalah sebuah kerajaan Melayu Islam yang pernah berdiri di provinsi Jambi, Indonesia. Kesultanan ini sebelumnya bernama kerajaan Melayu Jambi yang didirikan oleh Datuk Paduko Berhalo bersama istrinya, Putri Selaras Pinang Masak di Kota Jambi, pada tahun 1460. Dalam perkembangannya, pada tahun 1615 kerajaan ini resmi menjadi kesultanan Islam di Sumatra setelah Pangeran Kedah naik takhta dan menggunakan gelar Sultan Abdul Kahar. Kesultanan Jambi resmi dibubarkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1906 dengan sultan terakhirnya Sultan Thaha Syaifuddin.
Kesultanan Asahan (1630-Kini)
Kesultanan Asahan adalah sebuah kesultanan yang berdiri pada tahun 1630 di wilayah yang sekarang menjadi Kota Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Kabupaten Batubara, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Kabupaten Labuhanbatu, dan Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Kesultanan ini ditundukkan Belanda pada tahun 1865. Kesultanan Asahan menyatu ke dalam negara Republik Indonesia pada tahun 1946. Wilayah Kesultanan Asahan kini menjadi Kabupaten Asahan dan Kota Tanjung Balai, Provinsi Sumatra Utara.
Kesultanan Serdang (1723-Kini)
Kesultanan Serdang adalah sebuah kesultanan yang berdiri pada tahun 1723 dan kemudian bergabung dengan Republik Indonesia tahun 1945. Kesultanan ini berpisah dari Deli dan menjadi subjek federal baru Negara Kedatukan Sunggal setelah sengketa takhta kerajaan pada tahun 1720. Seperti kerajaan-kerajaan lain di Sumatra Timur, Serdang menjadi makmur karena dibukanya perkebunan tembakau, karet, dan kelapa sawit.
Kesultanan Deli (1632-Kini)
Kesultanan Deli adalah sebuah kesultanan Melayu yang didirikan pada tahun 1632 oleh Tuanku Panglima Gocah Pahlawan di wilayah bernama Tanah Deli dan merupakan salah satu dari 4 subjek federal dari Negara Kedatukan Sunggal. Kesultanan Deli masih tetap eksis hingga kini meski tidak lagi mempunyai kekuatan politik setelah berakhirnya Perang Dunia II dan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia. Lihat juga tempat wisata di Deli Serdang.
Kesultanan Langkat (1568-Kini)
Kesultanan Langkat merupakan kerajaan yang dulu memerintah di wilayah Kabupaten Langkat, Sumatra Utara sekarang. Kesultanan Langkat menjadi makmur karena dibukanya perkebunan karet dan ditemukannya cadangan minyak di Pangkalan Brandan.
Kesultanan Siak (1723-Kini)
Kesultanan Siak Sri Inderapura adalah sebuah Kerajaan Melayu Islam yang pernah berdiri di provinsi Riau, Indonesia. Kesultanan ini didirikan di Buantan oleh Raja Kecil yang berasal dari Johor bergelar Sultan Abdul Jalil pada tahun 1723, setelah sebelumnya terlibat dalam perebutan tahta Johor. Dalam perkembangannya, Kesultanan Siak muncul sebagai sebuah kerajaan bahari yang kuat dan menjadi kekuatan yang diperhitungkan di pesisir timur Sumatra dan Semenanjung Malaya di tengah tekanan imperialisme Eropa. Jangkauan terjauh pengaruh kerajaan ini sampai ke pulau Rupat, sekaligus mengendalikan jalur pelayaran di Sumatra Timur. Pasang surut kerajaan ini tidak lepas dari persaingan dalam memperebutkan penguasaan jalur perdagangan di Selat Malaka. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Sultan Siak terakhir, Sultan Syarif Kasim II menyatakan kerajaannya bergabung dengan Republik Indonesia.
Kesultanan Palembang (1455-Kini)
Kesultanan Palembang Darussalam adalah suatu kerajaan Melayu Islam di Sumatra yang berpusat di Kota Palembang, Sumatra Selatan sekarang. Kesultanan ini diproklamirkan oleh Sri Sultan Susuhunan Abdurrahman Khalifatul Mukminin Sayyidul Imam, seorang bangsawan Palembang pada tahun 1659, dan dihapuskan keberadaannya oleh pemerintah kolonial Belanda pada 7 Oktober 1823.
Kesultanan Riau Lingga (1824-1911)
Kesultanan Riau-Lingga adalah salah satu kerajaan Melayu yang didirikan di Pulau Lingga. Kesultanan ini dibentuk pada tahun 1824 dari pecahan wilayah Kesultanan Johor Riau atas perjanjian yang disetujui oleh Britania Raya dan Belanda. Pendirinya adalah Sultan Abdul Rahman Muazzam Syah. Wilayah Kesultanan Riau Lingga terletak di provinsi Kepulauan Riau dan sebagian kecil Indragiri Hilir. Pusat pemerintahan Kesultanan Riau Lingga awalnya berada di Tanjung Pinang, tetapi kemudian dipindahkan ke Pulau Lingga. Kesultanan Riau berakhir pada tanggal 3 Februari 1911 dan dikuasai Hindia Belanda. Kesultanan ini berperan dalam pengembangan Bahasa Melayu Riau sebagai bahasa standar yang kemudian ditetapkan sebagai Bahasa Indonesia.
Kesultanan Kota Pinang (1630-1946)
Kesultanan Kota Pinang berdiri pada sekitar tahun 1540 di wilayah yang sekarang menjadi Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Sumatra Utara. Kesultanan ini menjadi protektorat Hindia Belanda pada tahun 1864, sebelum akhirnya melebur ke dalam negara Indonesia pada tahun 1946.
Kesultanan Pelalawan (1725-1946)
Kesultanan Pelalawan atau Kerajaan Pelalawan yang sekarang terletak di Kabupaten Pelalawan adalah salah satu dari beberapa kerajaan yang pernah berdiri di Sumatra, dan turut serta berpengaruh dalam mewarisi budaya Melayu dan Islam di Riau, sedangkan gelar atau sebutan bagi Raja Pelalawan adalah Tengku Besar.
Kerajaan Indragiri (1347-1945)
Kerajaan Inderagiri merupakan sebuah kerajaan yang didirikan oleh suku Melayu, sekarang dengan wilayahnya berada pada Kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau, Indonesia.
Kerajaan Aru (1200-1613)
Haru adalah sebuah kerajaan Batak etnis Karo yang pernah berdiri di wilayah pantai timur Sumatra Utara dan berkuasa pada kurun abad ke-13 sampai abad ke-16 Masehi. Pada masa jayanya kerajaan ini adalah kekuatan bahari yang cukup hebat, dan mampu mengendalikan kawasan bagian utara Selat Malaka.
Kesultanan Barus (1300-1858)
Kesultanan Barus merupakan kerajaan Islam di Sumatra yang terletak di Barus, Tapanuli Tengah, Sumatra Utara. Dalam menjalankan roda pemerintahannya, Kesultanan Barus lebih bersifat demokratis seperti halnya nagari-nagari di Minangkabau, dengan “balai” sebagai tempat permusyawaratan dan mufakat. Setiap masyarakat berperan dalam pengambilan keputusan di kerajaan. Kesultanan ini didirikan oleh Sultan Ibrahimsyah dan berakhir pada saat pendudukan Hindia Belanda pada abad ke-19.
Kerajaan Padang (1630-1946)
Kerajaan Padang merupakan kerajaan Melayu yang terletak di Sumatera Utara. Kerajaan ini memeluk agama Islam dan norma Melayu. Bekas wilayah Kerajaan Padang yaitu Kota Tebing Tinggi, Kecamatan Tebing Tinggi, Kecamatan Bandar khalifah dan sekitarnya.
Kerajaan Tamiang (1330-1558)
Kerajaan Tamiang atau Kesultanan Banua Tamiang, atau Benua Tunu merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di Aceh, Indonesia, setelah Kesultanan Perlak. Wilayah Kerajaan Tamiang ini berada di ujung paling timur dari Provinsi Aceh Darusalam saat ini. Wilayah Tamiang tersebut juga merupakan perbatasan antara Provinsi Aceh dengan Provinsi Sumatera Utara. Pada saat sekarang ini Kerajaan Tamiang berada dalam kawasan administratif dari Kabupaten Aceh Tamiang yang resmii berdiri pada tahun 2002 dan merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Timur. Kerajaan Tamiang atau Kesultanan Banua Tamiang juga merupakan kerajaan Islam di Sumatra yang berdiri di Aceh jauh sebelum kemerdekaan Indonesia. Kerajaan Tamiang ini pernah mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Muda Sedia.
Kerajaan Tulang Bawang
Tidak banyak catatan yang dapat dijadikan sebagai sumber sejarah kerajaan ini. Sumber sejarah yang dijadikan acuan para sejarawan adalah catatan I-Tsing, seorang biksu China yang pernah mengunjungi Nusantara pada abad ke-7. Letak Kerajaan Tulang Bawang diperkirakan berada di wilayah yang sekarang disebut Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung. Nama kerajaan ini diduga memudar dengan sendirinya karena tertutup oleh kebesaran Kerajaan Sriwijaya. Dari Kitab Liu-sung-Shu, yang mengisahkan tentang Kekaisaran China di bawah pemerintahan Kaisar Liu Sung, dikatakan bahwa Tulang Bawang telah menjalin relasi dengan Kekaisaran China pada akhir abad ke-5 Masehi. Namun, Kerajaan Tulang Bawang pada akhirnya takluk kepada Kerajaan Sriwijaya, yang kemudian berkembang menjadi salah satu kerajaan terbesar di Nusantara.
Kerajaan Padang Laweh, Dharmasraya (1213-1901)
Di Padang Laweh terdapat sebuah kerajaan tua. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang Raja yang bernama Yang Mulia Tuanku Kerajaan SUTAN ALIF SUTAN BAGINDO MUHAMMAD, yang merupakan turunan ke 16 dari Raja Padang Laweh. Kerajaan Padang Laweh semasa berkuasa sekitar abad ke-15 dalam melaksanakan roda pemerintahannya, para dubalang kerajaan dilengkapi dengan persenjataan sepertis keris, tombak dan pedang.
Kerajaan Sekala Brak (1289-1909)
Kepaksian Sekala Brak adalah kerajaan bercorak Islam di wilayah Lampung sekarang yang berdiri sekitar abad ke-13.
Tweet